Selasa, 29 April 2014

Macam-macam Pembentukan Tanah

Macam-macam Pembentukan Tanah, yaitu :



1. Penambahan (additions), 
2. Kehilangan (losses),
3. Perubahan bentuk (transformation), 
4. Pemindahan lokasi (translocation).




1. Penambahan (additions)
  1. Penambahan air hujan, embun.
  2. Penambahan Odan CO2 dari atmosfer.
  3. Penambahan N, Cl, S dari atmosfer dan curah hujan.
  4. Penambahan bahan organik dari sisa tanaman dan hewan.
  5. Bahan endapan (baik bahan dari proses aluvial maupun vulkanik).

2. Kehilangan (Losses)
  1. Kehilangan air melalui penguapan (evapotranspirasi).
  2. Kehilangan N melalui proses denitrifikasi.
  3. Kehilangan C (bahan organik) sebagai CO2, karena dekomposisi bahan organik.
  4. Kehilangan tanah kerena erosi
  5. Kehilangan energi karena radiasi.

3. Transformation :
  1.  Perubahan bahan organik kasar menjadi humus.
  2. Penghancuran pasir menjadi debu, lalu menjadi liat.
  3. Pembentukan struktur tanah.
  4. Pelapukan mineral dan pembentukan mineral liat.
  5. Pembentukan konkresi.

4. Translocation : 
  1. Pemindahan liat, bahan organik, Fe, Al dari lapisan atas ke lapisan bawah.
  2. Pemindahan unsur hara dari lapisan bawah ke lapisan atas melalui siklus kegiatan vegetasi.
  3. Pemindahan tanah dari lapisan bawah ke atas melalui kegiatan heawan seperti tikus, rayap, cacing dsb.
  4. Pemindahan garam-garam dari lapisan bawah ke atas melalui air kapiler


Sumber: 

netblog-mointi.blogspot.com/.../makalah-profil-tanah
http://sesendoyobintang.blogspot.com/2011/11/proses-pembentukan-tanah.html
http://samrumi.blogspot.com/2011/03/proses-pembentukan-tanah.html
http://ilmutanahugm.blogspot.com/
pend-geografi.ums.ac.id/

Ruang Lingkup Geografi Tanah

RUANG LINGKUP GEOGRAFI TANAH






Ilmu tanah ruang lingkupnya lebih sempit, sedangkan geografi tanah ruang lingkupnya lebih luas.

Ilmu tanah mempelajari tanah pada satu wilayah kecil saja, menyangkut apa yang ada di dalam tanah itu dan interaksinya dengan lingkungan dan makhluk hidup. Misalnya, di dalam tanah suatu wilayah yang telah ditetukan, terdapat kandungan unsur hara tertentu dan didiami oleh serangga tertentu yang terkait dengan vegetasi yang ada di atasnya. Selain itu juga dalam ilmu tanah dipelajari sifat fisik dan kimia tanah. Sifat fisik tanah misalnya kelembaban, porositas, dan sebagainya. Sifat kimia tanah misalnya pH tanah, kandungan kimia terikat dan terlarut, dan sebagainya.

Geografi tanah cakupannya sangat luas, menyangkut karakteristik tanah dalam cakupan pulau, negara, maupun benua. Ruang lingkup yang dipelajari dalam geografi tanah, meliputi:

a.   Fisika Tanah
Fisika tanah adalah cabang dari ilmu geografi tanah yang membahas sifat-sifat fisik tanah, pengukuran dan prediksi serta kontrol (pengaturan) proses fisika yang terjadi dalam tanah, karena pengertian fisika meliputi materi dan energi, maka fisika tanah membahas pula status dan pergerakan material serta aliran dan transformasi energi dalam tanah.

b.   Kimia Tanah
Tanah merupakan tubuh alam yang bebas yang tersusun oleh komponen organik maupun anorganik. Diseluruh permukaan bumi terdapat beraneka macam tanah mulai dari yang paling gersang sampai yang paling subur. Mulai dari warna yang paling gelap hingga yang warna cerah. Keanekaragaman tanah itu memiliki sifat dan kandungan yang berbeda dalam komponennya. Antara lain sifat kimia yang merupakan komponen inti dalam tanah.

Tanah satu dengan yang lain memiliki perbedaan sifat kimia yang tentunya mempengaruhi tingkat kesuburan dalam tanah tersebut. Kesuburan itu sendiri pada akhirnya erat kaitannya dengan pertumbuhan suatu tanaman. Untuk mempermudah mengkaji dan menganalisis keadaan itu maka diperlukan kemampuan untuk mengenal beragam komponen kimia dalam masing-masing jenis tanah.

Ruang lingkup geografi dapat dibedakan atas ruang lingkup kajian fisik dan kajian sosial. Kajian fisik menyangkut keadaan lingkungan alam di luar manusia seperti gejala-gejala alam di geosfer yang meliputi atmosfer. litosfer, hidrosfer, dan biosfer, Gejala-gejala alam tersebut berkaitan dengan bentuk, relief, iklim, dan segala sesuatu tentang bumi serta tentang proses-proses fisik yang terjadi darat, laut, dan udara yang berpengaruh pada kelangsungan hidup manusia. 





Berikut merupakan pencabangan geografi fisik :
-Geologi
-Geomorfologi
-Meteorologi dan Klimatologi
-Hidrologi
-Oceanografi
-Biogeografi

-Kosmografi
-Pedologi


Kajian sosial  meliputi permasalahan-permasalahan yang berkaitan dengan aktivitas manusia di dalam ruang, yang mencakup aktivitas sebagai mahluk sosial yang harus berinteraksi dengan yang lainnya, aktivitas ekonomi untuk memenuhi segala kebutuhan hidupnya, dan budayanya yang mencerminkan perkembangan kemampuan manusia berupa hasil pemikiran manusia dalam bentuk karya cipta. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa geografi (geografi manusia) mempelajari dampak aktivitas manusia terhadap lingkungan dan dampak lingkungan terhadap manusia. 

Berikut merupakan pencabangan geografi manusia:
· Geografi Ekonomi
· Demografi
· Geografi Politik
· Etnografi
· Geografi Sosial
· Geografi Industri

· Geografi Pariwisata
· Geografi Sejarah
· Geografi Pertanian
· Geografi Transportasi


Geografi tanah adalah bagian ilmu tanah yang membahas tentang genesis, klasifikasi, kemampuan, dan penyebaran tanah di muka bumi. Ruang lingkup geografi tanah meliputi konsep pedology dan edhapology:

Konsep Pedology

Konsep ini merupakan dasar dalam ilmu tanah yang dikemukakan oleh Dokuchaiev seorang ahli ilmu tanah Rusia. Pedology (pedo; gumpal tanah atau pedon; tubuh tanah) lebih menekankan pembahasan pada :
a. Asal mula dan pembentukan tanah yang tercakup dalam genesis tanah.
b. Nama-nama, sistematik, sifat kemampuan, dan penyebaran berbagai jenis tanah yang   tercakup dalam klasifikasi tanah dan pemetaan tanah.

Konsep Edhapology

Konsep ini permata kali dikemukakan oleh Dr. H. L. Jones dari Cornell University Inggris. Edhapology (Edhapon;bahan tanah yang subur) lebih menekankan pada penggunaan tanah dalam bidang pertanian, sehingga segala penyelidikan tanah dilakukan hanya untuk mengetahui hubungan antara tanah dengan tanaman tingkat tinggi dengan tujuan untuk mendapatkan produksi pertanian se-ekonomis mungkin. Dalam ilmu geografi tanah, konsep ini dijadikan sebagai konsep pendukung untuk melengkapi konsep pedology. Selain Edhapology, ilmu pendukung pedology sebagai konsep dasar ilmu geografi tanah adalah bagian-bagian dari ilmu pengetahuan terapan, ilmu pengetahuan alam dasar, ilmu pengetahuan benda hidup, dan benda mati.


Sumber :
Sartohadi, Junun, Indah Sari Dewi, Nur, Jamulya. 2012. Pengantar Geografi Tanah. Pustaka Pelajar.
     http://maure-1421.blogspot.com/2009/06/geografi-tanah.html                       http://pojokuya.blogspot.com/2011/02/ruang-lingkup-geografi.html
     http://cerberusweb.wordpress.com/2012/08/14/geografi/

Sabtu, 26 April 2014

Proses Pembentukan Tanah

Proses Pembentukan Tanah 


Proses pembentukan tanah diawali dari pelapukan batuan, baik pelapukan fisik maupun pelapukan kimia. Dari proses pelapukan ini, batuan akan menjadi lunak dan berubah komposisinya. Pada tahap ini batuan yang lapuk belum dikatakan sebagai tanah, tetapi sebagai bahan tanah (regolith) karena masih menunjukkan struktur batuan induk. Proses pelapukan terus berlangsung hingga akhirnya bahan induk tanah berubah menjadi tanah. Proses pelapukan ini menjadi awal terbentuknya tanah.

Pembentukan tanah di bagi menjadi empat tahap:
Tahap I : Pada tahap ini permukaan batuan yang tersingkap di permukaan akan berinteraksi secara langsung dengan atmosfer dan hidrosfer. Keadaan ini akan menyebabkan permukan batuan ada pada kondisi yang tidak stabil. Pada keadaan ini lingkungan memberikan pengaruh berupa perubahan – perubahan kodisi fisik seperti pendinginan, pelepasan tekanan, pengembangan akibat panas (pemuaian), juga kontraksi (biasanmya akibat pembekuan air pada pori – pori batuan membentuk es), yang menyebabkan terjadinya pelapukan secara fisik (disintegrasi). Pelapukan fisik ini membentuk rekahan – rekahan pada permukaan batuan (Cracking) yang lama kelamaan menyebabkan permukaan batuan terpecah – pecah membentuk material lepas yang lebih kecil dan lebih halus.
Kemudian selain itu, akibat berinteraksinya permukan batuan dengan lapisan atmosfer dan hidrosfer juga akan memicu terjadinya pelapukan kimiawi (Dekomposisi) diantaranya proses oksidasi, hidrasi, hidrolisis, pelarutan dan lain sebagainya. Menjadikan permukaan batuan lapuk, dengan merubah struktur dan komposisi kimiawi material batuannya. Membentuk material yang lebih lunak dan lebih kecil (terurai) dibanding keadaan sebelumnya, seperti mineral – mineral lempung.
Tahap II : Pada tahap ini, setelah mengalami pelapukan bagian permukaan batuan yang lapuk akan menjadi lebih lunak. Kemudian rekahan – rekahan yang terbentuk pada batuan akan menjadi jalur masuknya air dan sirkulasi udara. Sehingga dengan proses – proses yang sama, terjadilah pelapukan pada lapisan batuan yang lebih dalam. Selain itu, Pada tahap ini di lapisan permukaan batuan mulai terdapat calon makhluk hidup (Organic Matter).
Tahap III : Pada tahap ini, di lapisan tanah bagian atas mulai muncul tumbuh – tumbuhan perintis. Akar tumbuhan ini membentuk rekahan pada lapisan – lapisan batuan yang ditumbuhinya (mulai terjadi pelapukan Biologis). Sehingga rekahan ini menjadi celah/ jalan untuk masuknya air dan sirkulasi udara.
Selain itu, dengan kehadiran tumbuhan, material sisa tumbuhan yang mati akan membusuk membentuk humus (akumulasi asam organik). Pada dasarnya humus memiliki sifat keasaman. Proses pelapukan akan dipicu salah satunya oleh adanya faktor keasaman. Sehingga dengan hadirnya humus akan mempercepat terjadinya proses pelapukan. Pembentukan larutan asam pun terjadi pada akar-akar tanaman. Akar tanaman menjadi tempat respirasi (pertukaran antara O2 dan CO2) serta traspirasi (sirkulasi air).
Air yang terinfiltrasi ke dalam lapisan tanah akan membawa asam humus yang ada di lapisan atas melalui rekahan – rekahan yang ada. Menjangkau lapisan batuan yang lebih dalam. Ini semua akan menyebabkan meningkatnya keasaman pada tanah yang kemudian akan memicu terjadinya pelapukan pada bagian-bagian tanah serta batuan yang lebih dalam. Membentuk lapisan – lapisan tanah yang lebih tebal.
Dengan semakin tebalnya lapisan-lapisan tanah, air yang tefiltrasi ke dalam lapisan tanah dapat melakukan proses pencucian(leaching) terhadap lapisan-lapisan yang dilaluinya. Sehingga tahapan ini merupakan awal terbetuknya horizon-horozon tanah.
Tahap IV : Pada tahap ini, tanah telah menjadi lebih subur. Sehingga tumbuhlah tumbuhan – tumbuhan yang lebih besar. Dengan hadirnya tumbuhan yang lebih besar, menyebabkan akar – akar tanaman menjangkau lapisan batuan yang lebih dalam. Sehingga terbentuk rekahan pada lapisan batuan yang lebih dalam. Pada tahapan ini lapisan humus dan akumulasi asam organik lainnya semakin meningkat. Seperti proses yang dijelaskan pada tahap – tahap sebelumnya, keadaan ini mempercepat terjadinya proses pelapukan yang terjadi pada lapisan batuan yang lebih dalam lagi.
Kemudian pada tahap ini juga terjadi proses pencucian yang intensif. Air yang ter-infiltrasi(meresap) ke dalam lapisan – lapisan tanah membawa mineral – mineral yang ada di lapisan atas dan mengendapkannya pada lapisan – lapisan dibawahnya. Sehingga terbentuklah akumulasi mineral – mineral tertentu pada lapisan – lapisan tanah tertentu membentuk horizon tanah. Horizon – horizon tanah ini mengandung komposisi unsur serta karakteristik yang berbeda antara satu dengan yang lainnya.


Sumber:
http://www.siswapedia.com/pedosfer-sebagai-tempat-proses-pembentukan-tanah/
http://brainly.co.id/tugas/78446
http://duniainspirasiku.wordpress.com/2012/09/10/proses-pembentukan-tanah/
http://aditya-pandhu.blogspot.com/2010/03/proses-pembentukan-faktor-dan-jenis.html

Jumat, 25 April 2014

Faktor-faktor Pembentukan Tanah


Faktor-faktor Pembentukan Tanah


Dalam faktor pembentukan tanah dibedakan menjadi dua golongan yaitu, faktor pembentukan tanah secara pasif dan aktif. Faktor pembentukan tanah secara pasif adalah bagian-bagian yang menjadi sumber massa dan keadaan yang mempengaruhi massa yang meliputi bahan induk, tofografi dan waktu atau umur. Sedangkan faktor pembentukan tanah secara aktif ialah faktor yang menghasilkan energi yang bekerja pada massa tanah, yaitu iklim, (hidrofer dan atmosfer) dan makhkluk hidup (biosfer). Adapun pembentukan tanah di pengaruhi oleh lima faktor yang bekerjasama dalam berbagai proses, baik reaksi fisik (disintregrasi) maupun kimia (dekomposisi). Semula dianggap sebagai faktor pembentukan tanah hanyalah bahan induk, iklim, dan makhluk hidup. Setelah diketahui bahwa tanah berkembang terus, maka faktornya ditambah dengan waktu. Tofografi (relief) yang mempengaruhi tata air dalam tanah dan erosi tanah juga merupakan faktor pembentukan tanah.


Faktor-faktor tersebut dapat dirumuskan dengan rumus sebagai berikut:
T = f (i, o, b, t, w)












Faktor-faktor pembentukan tanah tersebut akan diuraikan sebagai berikut:

1. Iklim
Iklim adalah rata-rata cuaca semua energi untuk membentuk tanah datang dari matahari berupa penghancuran secara radio aktif yang menghasilkan gaya dan panas. Enegi matahari menyebabka terjadinya fotosintesis (asimilasi) pada tumbuhan dan gerakan angin menyebabkan transfirasi dan evaforasi (keduanya disebut evafotranspirasi). Akibat langsung dari gerakan angin terhadap pembentukan tanah yaitu berupa erosi angin dan secara tidak langsung berupa pemindahan panas. Unsur-unsur iklim yang mempengaruhi proses pembentukan tanah terutama ada dua, yaitu suhu dan curah hujan.
a. Suhu/Temperatur
Suhu akan berpengaruh terhadap proses pelapukan bahan induk. Apabila suhu tinggi, maka proses pelapukan akan berlangsung cepat sehingga pembentukan tanah akan cepat pula.
b. Curah hujan
Curah hujan akan berpengaruh terhadap kekuatan erosi dan pencucian tanah, sedangkan pencucian tanah yang cepat menyebabkan tanah menjadi asam (pH tanah menjadi rendah).

2. Organisme (Vegetasi, Jasad renik/mikroorganisme)
    Organisme sangat berpengaruh terhadap proses pembentukan tanah dalam hal:
a. Membuat proses pelapukan baik pelapukan organik maupun pelapukan kimiawi. Pelapukan organik adalah pelapukan yang dilakukan oleh makhluk hidup (hewan dan tumbuhan), sedangkan pelapukan kimiawi adalah pelapukan yang terjadi oleh proses kimia seperti batu kapur larut oleh air.
b. Membantu proses pembentukan humus. Tumbuhan akan menghasilkan dan menyisakan daun-daunan dan ranting-ranting yang menumpuk di permukaan tanah. Daun dan ranting itu akan membusuk dengan bantuan jasad renik/mikroorganisme yang ada di dalam tanah.
c. Pengaruh jenis vegetasi terhadap sifat-sifat tanah sangat nyata terjadi di daerah beriklim sedang seperti di Eropa dan Amerika. Vegetasi hutan dapat membentuk tanah. Vegetasi hutan dapat membentuk tanah hutan dengan warna merah, sedangkan vegetasi rumput membentuk tanah berwarna hitam karena banyak kandungan bahan organis yang berasal dari akar-akar dan sisa-sisa rumput.
d. Kandungan unsur-unsur kimia yang terdapat pada tanaman berpengaruh terhadap sifat-sifat tanah. Contoh, jenis cemara akan memberi unsurunsur kimia seperti Ca, Mg, dan K yang relatif rendah, akibatnya tanah di bawah pohon cemara derajat keasamannya lebih tinggi daripada tanah di bawah pohon jati.

3. Bahan Induk
Bahan induk terdiri dari batuan vulkanik, batuan beku, batuan sedimen (endapan), dan batuan metamorf. Batuan induk itu akan hancur menjadi bahan induk, kemudian akan mengalami pelapukan dan menjadi tanah.
Tanah yang terdapat di permukaan bumi sebagian memperlihatkan sifat (terutama sifat kimia) yang sama dengan bahan induknya. Bahan induknya masih terlihat misalnya tanah berstuktur pasir berasal dari bahan induk yang kandungan pasirnya tinggi. Susunan kimia dan mineral bahan induk akan mempengaruhi intensitas tingkat pelapukan dan vegetasi diatasnya. Bahan induk yang banyak mengandung unsur Ca akan membentuk tanah dengan kadar ion Ca yang banyak pula sehingga dapat menghindari pencucian asam silikat dan sebagian lagi dapat membentuk tanah yang berwarna kelabu. Sebaliknya bahan induk yang kurang kandungan kapurnya membentuk tanah yang warnanya lebih merah.

4. Topografi/Relief
Topogarfi alam dapat mempercepat atau memperlambat kegiatan iklim. Pada tanah datar kecepatan pengaliran air lebih kecil daripada tanah yang berombak. Topografi miring mepergiat berbagai proses erosi air, sehingga membatasi kedalaman solum tanah. Sebaliknya genangan air didataran, dalam waktu lama atau sepanjang tahun, pengaruh ilklim nibsi tidak begitu nampak dalam perkembangan tanah. Keadaan relief suatu daerah akan mempengaruhi:
a. Tebal atau tipisnya lapisan tanah
Daerah yang memiliki topografi miring dan berbukit lapisan tanahnya lebih tipis karena tererosi, sedangkan daerah yang datar lapisan tanahnya tebal karena terjadi sedimentasi.

b. Sistem drainase/pengaliran
Daerah yang drainasenya jelek seperti sering tergenang menyebabkan tanahnya menjadi asam.




5. Waktu
Tanah merupakan benda alam yang terus menerus berubah, akibat pelapukan dan pencucian yang terus menerus. Oleh karena itu tanah akan menjadi semakin tua dan kurus. Mineral yang banyak mengandung unsur hara telah habis mengalami pelapukan sehingga tinggal mineral yang sukar lapuk seperti kuarsa. Karena proses pembentukan tanah yang terus berjalan, maka induk tanah berubah berturut-turut menjadi tanah muda, tanah dewasa, dan tanah tua.
Tanah Muda ditandai oleh proses pembentukan tanah yang masih tampak pencampuran antara bahan organik dan bahan mineral atau masih tampak struktur bahan induknya. Contoh tanah muda adalah tanah aluvial, regosol dan litosol.
Tanah Dewasa ditandai oleh proses yang lebih lanjut sehingga tanah muda dapat berubah menjadi tanah dewasa, yaitu dengan proses pembentukan horison B. Contoh tanah dewasa adalah andosol, latosol, grumosol.
Tanah Tua proses pembentukan tanah berlangsung lebih lanjut sehingga terjadi proses perubahan-perubahan yang nyata pada horizon-horoson A dan B. Akibatnya terbentuk horizon A1, A2, A3, B1, B2, B3. Contoh tanah pada tingkat tua adalah jenis tanah podsolik dan latosol tua (laterit).
Lamanya waktu yang diperlukan untuk pembentukan tanah berbeda-beda. Bahan induk vulkanik yang lepas-lepas seperti abu vulkanik memerlukan waktu 100 tahun untuk membentuk tanah muda, dan 1000 – 10.000 tahun untuk membentuk tanah dewasa.





Definisi Tanah

Definisi Tanah 





        Tanah  (bahasa Yunani: pedon; bahasa Latin: solum) adalah bagian kerak bumi yang tersusun dari mineral dan bahan organik. Tanah sangat vital peranann ya bagi semua kehidupan di bumi karena tanah mendukung kehidupan tumbuhan dengan menyediakan hara dan air sekaligus sebagai penopang akar. Struktur tanah yang berongga-rongga juga menjadi tempat yang baik bagi akar untuk bernapas dan tumbuh. Tanah juga menjadi  habitat  hidup berbagai mikroorganisme Bagi sebagian besar hewan darat, tanah menjadi lahan untuk hidup dan bergerak. Ilmu yang mempelajari berbagai aspek mengenai tanah dikenal sebagai ilmu tanah. Dari segi klimatologi, tanah memegang peranan penting sebagai penyimpan air dan menekan erosi, meskipun tanah sendiri juga dapat tererosi.       


Pendekatan Geologi (Akhir Abad XIX)

Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang berasal dari bebatuan yang telah mengalami serangkaian pelapukan oleh gaya-gaya alam, sehingga membentuk regolit(lapisan partikel halus).

      Pendekatan Pedologi (Dokuchaev 1870)

            Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang berasal dari material induk yang telah mengalami proses lanjut, karena perubahan alami dibawah pengaruh air, udara, dan macam - macam organisme baik yang masih hidup maupun yang telah mati. Tingkat perubahan terlihat pada komposisi, struktur dan warna hasil pelapukan.

     Pendekatan Edaphologis (Jones dari Cornel University Inggris)

Kata Edaphos = bahan tanah subur. Tanah adalah media tumbuh tanaman.
Perbedaan Pedologis dan Edaphologis
Kajian Pedologis
Mengkaji tanah berdasarkan dinamika dan evolusi tanah secara alamiah atau berdasarkan Pengetahuan Alam Murni.Kajian ini meliputi: Fisika Tanah, Kimia Tanah, Biologi tanah, Morfologi Tanah,Klasifikasi Tanah, Survei dan Pemetaan Tanah, Analisis Bentang Lahan, dan IlmuUkur Tanah.

Kajian Edaphologis
Mengkaji tanah berdasarkan peranannya sebagai media tumbuh tanaman.Kajian ini meliputi: Kesuburan Tanah, Konservasi Tanah dan Air, Agrohidrologi,Pupuk dan Pemupukan, Ekologi Tanah, dan Bioteknologi Tanah.

Paduan antara Pedologis dan Edaphologis
Meliputi kajian: Pengelolaan Tanah dan Air, Evaluasi Kesesuaian Lahan, Tata GunaLahan, Pengelolaan Tanah Rawa, Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan.
     
Menurut Kamus Umum
Tanah adalah lapisan permukaan tanah yang gembur, seperti halnya lahan, debu dengan bumi.

      Menurut Ensiklopedi Indonesia
Tanah adalah campuran bagian - bagian batuan dengan material serta bahan organik yang merupakan sisa kehidupan yang timbul pada permukaan bumi akibat erosi dan pelapukan karena proses waktu.

Menurut Marbut (ahli tanah Amerika Serikat)
Tanah adalah bagian terluar dari kulit bumi yang biasanya dalam keadaan lepas - lepas, lapisannya bisa sangat tipis dan bisa sangat tebal, perbedaannya dengan lapisan di bawahnya adalah hal warna, struktur, sifat fisik, sifat biologis, komposisi kimia, proses kimia dan morfologinya.

      Menurut Hilgard (ahli tanah dari Amerika)
Tanah adalah material lepas - lepas dan agak kering yang dipakai untuk tempat akar tanaman dalam mencari makanan dan sarana pertumbuhan tanaman.

      Menurut Ramann
Tanah adalah lapisan terluar dari bumi yang padat yang terdiri dari campuran material batuan dengan sisa - sisa bahan organik.

      Menurut Jafee
Tanah adalah benda alam yang berlapis - lapis yang disusun dari mineral dan bahan organik, biasanya dalam keadaan lepas - lepas pada kedalaman yang macam - macam, morfologinya berbeda dengan material induknya yang terletak di bawahnya, berbeda - beda dengan sifat dan susunannya, sifat kimia, komposisi, dan sifat biologisnya.

      Definisi Tanah (Berdasarkan Pengertian yang Menyeluruh)

Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat tumbuh & berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya tanaman danmenyuplai kebutuhan air dan udara; secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl); dan secara biologi berfungsi sebagai habitat biota (organisme) yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman,yang ketiganya secara integral mampu menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biomass dan produksi baik tanaman pangan, tanaman obat-obatan,industri perkebunan, maupun kehutanan.


Definisi dan pengertian dari Tanah adalah kumpulan tubuh alam yang menduduki sebagian besar daratan planet bumi, yang mampu menumbuhkan tanaman dan sebagai tempat mahluk hidup lainnya dalam melangsungkan kehidupannya. Tanah mempunyai sifat yang mudah dipengaruhi oleh iklim, serta jasad hidup yang bertindak terhadap bahan induk dalam jangka waktu tertentu.

Istilah tubuh alam bebas adalah hasil pelapukan batuan yang menduduki sebagian besar daratan permukaan bumi, dan memiliki kemampuan untuk menumbuhkan tanaman, serta menjadi tempat mahluk hidup lainnya dalam melangsungkan kehidupannya. Menurut pandangan dan pengertian yang diberikan oleh para ahli tanah adalah sebagai berikut :
1. Tanah adalah bentukan alam, seperti tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia, yang mempunyai sifat tersendiri dan mencerminkan hasil pengaruh berbagai faktor yang membentuknya di alam.
2.  Tanah adalah sarana produksi tanaman yang mampu menghasilkan berbagai tanaman.

Seorang Pedolog, melihat tanah sebagai lapisan kulit bumi yang lunak dan gembur yang berasal dari batuan induk. Tanah mempunyai lapisan-lapisan yang berbeda warna sampai ke dalam terdapat bagian keras yang sulit ditembus disebut batuan induk.


Tanah mempunyai beberapa sifat yang menentukan kualitas tanah seperti sifat biologi, sifat fisik dan sifat kimia. Tanah bagian paling atas sering disebut top soil, selanjutnya ada lapisan-lapisan dibawahnya sehingga terbentuk profil tanah.


PROFIL TANAH

Profil tanah merupakan kumpulan berbagai macam lapisan tanah. Horison-horison tanah diberi tanda dengan huruf, dari lapisan atas sampai dibawah dengan huruf : O, A, B, C dan R. 
Horison O adalah profil tanah bagian atas yang terdiri dari seresah tanah atau bahan organik tanah yang masih segar, lapisan ini merupakan guguran dari daun-daun dan ranting pohon yang menutupi lapisan atas tanah. Bagian horison O merupakan horison "Organik" yang terdiri dari beberapa lapisan L = litter, F = Fermentation, dan H = Humus.
Horison A merupakan hasil pelapukan dari horison O, disini terjadi pelarutan unsur-unsur hara dan senyawa lain yang dibawa air infiltrasi ke lapisan dibawahnya. Terjadi proses leaching yaitu proses pencucian unsur hara oleh air.

Horison B merupakan horison yang miskin bahan organik. Kegiatan mikrobia hampir tidak ada, lebih padat dan warnannya lebih merah. Sebagai horison akumulasi unsur-unsur hara dan senyawa-senyawa horison pencucian yang tercuci.

Horison C adalah horison yang terdiri dari bahan induk tanah, merupakan batuan yang sebagian sudah mengalami pelapukan. Bagian terakhir adalah R atau Rock merupakan batu-batuan lapisan keras yang sulit untuk ditembus.





Fungsi Tanah
1.   Tempat tumbuh dan berkembangnya perakaran
2.   Penyedia kebutuhan primer tanaman (air, udara, dan unsur-unsur hara)
3.   Penyedia kebutuhan sekunder tanaman (zat-zat pemacu tumbuh: hormon, vitamin, dan asam-asam organik; antibiotik dan toksin anti hama; enzim yang dapat meningkatkan kesediaan hara.
4.   Sebagai habitat biota tanah, baik yang berdampak positif karena terlibat langsung atau tak langsung dalam penyediaan kebutuhan primer dan sekunder tanaman tersebut, maupun yang berdampak negatif karena merupakan hama & penyakit tanaman.


Sumber :
http://id.wikipedia.org/wiki/Tanah
http://leonheart94.blogspot.com/2011/0
http://andiopratama.blogspot.com/2013/02/definisi-dan-jenis-tanah.html
http://www.lintas.me/go/menarailmuku.blogspot.com/pengertian-dan-jenis-tanah-beserta-fungsinya