Faktor-faktor Pembentukan Tanah
Dalam faktor pembentukan tanah dibedakan menjadi dua golongan
yaitu, faktor pembentukan tanah secara pasif dan aktif. Faktor pembentukan
tanah secara pasif adalah bagian-bagian yang menjadi sumber massa dan keadaan
yang mempengaruhi massa yang meliputi bahan induk, tofografi dan waktu atau
umur. Sedangkan faktor pembentukan tanah secara aktif ialah faktor yang
menghasilkan energi yang bekerja pada massa tanah, yaitu iklim, (hidrofer dan
atmosfer) dan makhkluk hidup (biosfer). Adapun pembentukan tanah di pengaruhi
oleh lima faktor yang bekerjasama dalam berbagai proses, baik reaksi fisik
(disintregrasi) maupun kimia (dekomposisi). Semula dianggap sebagai faktor
pembentukan tanah hanyalah bahan induk, iklim, dan makhluk hidup. Setelah
diketahui bahwa tanah berkembang terus, maka faktornya ditambah dengan waktu.
Tofografi (relief) yang mempengaruhi tata air dalam tanah dan erosi tanah juga
merupakan faktor pembentukan tanah.
Faktor-faktor tersebut dapat dirumuskan dengan rumus sebagai berikut:
T = f (i, o, b, t, w)
Faktor-faktor pembentukan tanah tersebut akan diuraikan sebagai berikut:
1. Iklim
Iklim adalah rata-rata cuaca
semua energi untuk membentuk tanah datang dari matahari berupa penghancuran
secara radio aktif yang menghasilkan gaya dan panas. Enegi matahari menyebabka
terjadinya fotosintesis (asimilasi) pada tumbuhan dan gerakan angin menyebabkan
transfirasi dan evaforasi (keduanya disebut evafotranspirasi). Akibat langsung
dari gerakan angin terhadap pembentukan tanah yaitu berupa erosi angin dan
secara tidak langsung berupa pemindahan panas. Unsur-unsur
iklim yang mempengaruhi proses pembentukan tanah terutama ada dua, yaitu
suhu dan curah hujan.
a.
Suhu/Temperatur
Suhu akan berpengaruh terhadap proses pelapukan bahan induk.
Apabila suhu tinggi, maka proses pelapukan akan berlangsung cepat
sehingga pembentukan tanah akan cepat pula.
b. Curah
hujan
Curah hujan akan berpengaruh terhadap kekuatan erosi dan
pencucian tanah, sedangkan pencucian tanah yang cepat menyebabkan
tanah menjadi asam (pH tanah menjadi rendah).
2. Organisme (Vegetasi,
Jasad renik/mikroorganisme)
Organisme sangat berpengaruh terhadap
proses pembentukan tanah dalam hal:
a. Membuat proses pelapukan baik pelapukan organik
maupun pelapukan kimiawi. Pelapukan organik adalah pelapukan yang
dilakukan oleh makhluk hidup (hewan dan tumbuhan), sedangkan pelapukan
kimiawi adalah pelapukan yang terjadi oleh proses kimia seperti batu kapur
larut oleh air.
b. Membantu proses pembentukan humus. Tumbuhan akan menghasilkan dan
menyisakan daun-daunan dan ranting-ranting yang menumpuk di permukaan
tanah. Daun dan ranting itu akan membusuk dengan bantuan jasad
renik/mikroorganisme yang ada di dalam tanah.
c. Pengaruh jenis vegetasi terhadap sifat-sifat tanah sangat nyata
terjadi di daerah beriklim sedang seperti di Eropa dan Amerika. Vegetasi
hutan dapat membentuk tanah. Vegetasi hutan dapat membentuk tanah
hutan dengan warna merah, sedangkan vegetasi rumput membentuk
tanah berwarna hitam karena banyak kandungan bahan organis yang
berasal dari akar-akar dan sisa-sisa rumput.
d. Kandungan unsur-unsur kimia yang terdapat pada tanaman
berpengaruh terhadap sifat-sifat tanah. Contoh, jenis cemara akan memberi
unsurunsur kimia seperti Ca, Mg, dan K yang relatif rendah, akibatnya
tanah di bawah pohon cemara derajat keasamannya lebih tinggi daripada
tanah di bawah pohon jati.
3. Bahan Induk
Bahan induk terdiri dari batuan vulkanik, batuan beku, batuan
sedimen (endapan), dan batuan metamorf. Batuan induk itu akan hancur
menjadi bahan induk, kemudian akan mengalami pelapukan dan menjadi tanah.
Tanah yang terdapat di permukaan bumi sebagian memperlihatkan
sifat (terutama sifat kimia) yang sama dengan bahan induknya. Bahan
induknya masih terlihat misalnya tanah berstuktur pasir berasal dari bahan
induk yang kandungan pasirnya tinggi. Susunan kimia dan mineral bahan
induk akan mempengaruhi intensitas tingkat pelapukan dan vegetasi
diatasnya. Bahan induk yang banyak mengandung unsur Ca akan membentuk
tanah dengan kadar ion Ca yang banyak pula sehingga dapat menghindari
pencucian asam silikat dan sebagian lagi dapat membentuk tanah yang
berwarna kelabu. Sebaliknya bahan induk yang kurang kandungan kapurnya
membentuk tanah yang warnanya lebih merah.
4. Topografi/Relief
Topogarfi alam dapat mempercepat atau memperlambat
kegiatan iklim. Pada tanah datar kecepatan pengaliran air lebih kecil daripada
tanah yang berombak. Topografi miring mepergiat berbagai proses erosi air,
sehingga membatasi kedalaman solum tanah. Sebaliknya genangan air didataran,
dalam waktu lama atau sepanjang tahun, pengaruh ilklim nibsi tidak begitu nampak
dalam perkembangan tanah. Keadaan relief suatu daerah akan mempengaruhi:
a. Tebal atau
tipisnya lapisan tanah
Daerah yang
memiliki topografi miring dan berbukit lapisan tanahnya lebih tipis karena
tererosi, sedangkan daerah yang datar lapisan tanahnya tebal karena
terjadi sedimentasi.
b. Sistem
drainase/pengaliran
5. Waktu
Tanah merupakan benda alam yang terus menerus berubah, akibat
pelapukan dan pencucian yang terus menerus. Oleh karena itu tanah akan
menjadi semakin tua dan kurus. Mineral yang banyak mengandung unsur hara telah habis
mengalami pelapukan sehingga tinggal mineral yang sukar lapuk
seperti kuarsa. Karena proses pembentukan tanah yang terus berjalan,
maka induk tanah berubah berturut-turut menjadi tanah muda, tanah dewasa,
dan tanah tua.
Tanah Muda ditandai oleh proses pembentukan tanah yang
masih tampak pencampuran antara bahan organik dan bahan mineral atau masih
tampak struktur bahan induknya. Contoh tanah muda adalah tanah aluvial,
regosol dan litosol.
Tanah Dewasa ditandai oleh proses yang lebih lanjut
sehingga tanah muda dapat berubah menjadi tanah dewasa, yaitu dengan
proses pembentukan horison B. Contoh tanah dewasa adalah andosol,
latosol, grumosol.
Tanah Tua proses pembentukan tanah berlangsung lebih
lanjut sehingga terjadi proses perubahan-perubahan yang nyata pada
horizon-horoson A dan B. Akibatnya terbentuk horizon A1, A2, A3, B1, B2,
B3. Contoh tanah pada tingkat tua adalah jenis tanah podsolik dan
latosol tua (laterit).
Lamanya waktu yang diperlukan untuk pembentukan tanah
berbeda-beda. Bahan induk vulkanik yang lepas-lepas seperti abu vulkanik
memerlukan waktu 100 tahun untuk membentuk tanah muda, dan 1000 – 10.000
tahun untuk membentuk tanah dewasa.
Sumber:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar